Saturday, 4 October 2025

I Made Aditiasthana pemenang SATU Indonesia Award 2024 sebagai Perawat Luka Diabetes


Bandara Ngurah Rai - Bali
Bandara Ngurah Rai - Bali


Bali merupakan keindangan pariwisata yang sangat luar biasa, saat ini memang bali sedang dilanda bencana banjir, itulah tempat kelahiran I made Aditiasthana seorang pemuda inspiratif yang menemukan panggilan hidupnya dengan merawat luka diabetes.

Yang lebih unik disini adalah I Made Aditiasthana menyediakan luka diabetes untuk pasiennya membuat kaki palsu dari daur ulang. Yuk … kita ulik, Awalnya I Made Aditiasthana mempunyai niat yang lugas apa adanya, dia ingin menjadi perawat luka diabetes, dimana ladang bisnisnya menjanjikan. Sebagai mahasiswa keperawatan, Aditiasthana terbiasa merawat pasien dengan luka kronis diabetes dimana tingginya biaya perawatan. 

Kalian perlu tahu di Denpasar itu, pada tahun 2013, biaya sekali kunjungan seorang perawat mendapatkan Rp 200 ribu sampe Rp 300 ribu, belum lagi pasien diabetes butuh perawatan intensif yang tidak sebentar, karena itu, ketika Aditiasthana harus pulang ke Singaraja, dia menetapkan hati untuk meneruskan profesinya sebagai seorang perawat disana. Namun, realistis di kampung halaman, memutarbalikkan rencananya. Ternyata di Singaraja, pasiennya memiliki kondisi ekonomi yang jauh berbeda, sehingga tarif perawatannya turun drastis, dari Rp 300 ribu menjadi sekitar Rp 50.000,-      


Aditiasthana Menemukan Solusi 

Dengan seiringnya waktu berjalan, Aditiasthana mencoba menaikkan tarif. Dalam proses tawar menawar terkadang terasa berat bagi adit, karena kondisi orang sakit yang saat kita kunjungi ke rumahnya, kita akan melihat situasi pasien secara menyeluruh. Mulai dari rumahnya seperti apa, keluarganya, pekerjaannya. Belum lagi jika kita sudah dekat dengan pasien, mereka tidak segan-segan bercerita tentang masalahnya, dan akhirnya kita akan menemukan masalah ekonomi mereka.   

Momen-momen inilah yang menggugah hati Aditiasthana, dari niat berbisnis, dia memutuskan untuk membuka pintu kliniknya, bagi siapa saja, baik pasien tidak mampu dipersilahkan datang dan membayar seikhlasnya, bahkan tanpa bayaran sama sekali. Aditiathana lulusan dari Universitas Udayana, mempunyai prinsip bahwa menolong itu bukan berarti tanpa hambatan. Dirinya sadar bahwa keinginan untuk berkontribusi sosial di bidang masyarakat sangatlah besar, Hanya saja, bagaimana jadinta bila kemampuannya sendiri belum bisa maksimal, padahal biaya operasi harus tetap berjalan. Akhirnya Aditriathana dan istri menemukan ide dengan membuat dan meracik sendiri obat-obatan perawatan dan pencucian luka diabetes melalui herbal, dengan demikian, satu solusi aditiathana dapatkan kembali.

 

yayasan Kaki Kita Sukasada (YKKS)
Yayasan Kaki Kita Sukasada (YKKS)

Titik Balik Singaraja 

Suatu hari Aditiasthana dapat pasien serorang kontraktor yang dirawatnya hingga sembuh. Sayangnya, ketika lukanya telah kering, kakinya sudah tidak berfungsi dengan normal, kemudian Aditiasthana berpikir, apakah layanannya hanya bisa berkenti di sini ? Pada malam berikutnya, Aditiathana punya inisiatif untuk melakukan galang dana, dimana dana tersebut untuk membuat penyangga kaki bagi pasiennya, walaupun tidak mudah, tetapi upaya itu membuahkan hasil.

Akhirnya di tahun 2019 berdirilah sebuah Yayasan Kaki Kita Sukasada (YKKS) di Buleleng. Di beberapa bulan kemudian, Aditisthana bertemu lagi dengan pasien terdahulu yang sudah dalam kondisi bugar dan berseri, dengan ucapan terima kasih dan jabat tangan sang pasien membuat hati Aditiasthana tergugah. Nuraninya mulai berbicara, kepalanya berpikir bahwa kegiatan ini harus terus dilakukan. 

Dari sinilah perjalanan YKKS semakin luas dengan 3 program yaitu merawat uka diabetes, membantu pengadaan kaki palsu bagi mereka yang diamputasi dan pemberdayaan disabilitas. Pada tahun 2024 Yayasan Kaki Kita Sukasada (YKKS) telah berkembang pesat, dimana yayasan ini membantu kurang lebih 24 pasien yang mendapatkan kaki palsu sejak tahun 2019, khususnya di wilayah Buleleng. 

Pengakuan atas dedikasi I Made Aditiasthana tidak berhenti pada senyum pasiennya, pada kebersihan lingkungan. Dan dia telah dianugerahkan SATU Indonesia Awards tahun 2024, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan kepada individu-individu inspiratif yang memberikan dampak positif bagi bangsa. Penghargaan ini bukan sekedar piala atau sertifikat, melainkan validasi atas perjuangan dan pengabdiannya yang tulus.

#APA2025-KSB 

 

 

Salam Blogger

Sumiyati Sapriasih

No.Wa : 085779065707

Email : sumiyatrisaptiasih@yahoo.com