Bali merupakan keindangan pariwisata yang sangat luar biasa, saat ini memang bali sedang dilanda bencana banjir, itulah tempat kelahiran I made Aditiasthana seorang pemuda inspiratif yang menemukan panggilan hidupnya dengan merawat luka diabetes.
Yang lebih unik disini adalah I Made Aditiasthana menyediakan luka diabetes untuk pasiennya membuat kaki palsu dari daur ulang. Yuk … kita ulik, Awalnya I Made Aditiasthana mempunyai niat yang lugas apa adanya, dia ingin menjadi perawat luka diabetes, dimana ladang bisnisnya menjanjikan. Sebagai mahasiswa keperawatan, Aditiasthana terbiasa merawat pasien dengan luka kronis diabetes dimana tingginya biaya perawatan.
Kalian perlu tahu di Denpasar itu, pada tahun 2013, biaya sekali kunjungan seorang perawat mendapatkan Rp 200 ribu sampe Rp 300 ribu, belum lagi pasien diabetes butuh perawatan intensif yang tidak sebentar, karena itu, ketika Aditiasthana harus pulang ke Singaraja, dia menetapkan hati untuk meneruskan profesinya sebagai seorang perawat disana. Namun, realistis di kampung halaman, memutarbalikkan rencananya. Ternyata di Singaraja, pasiennya memiliki kondisi ekonomi yang jauh berbeda, sehingga tarif perawatannya turun drastis, dari Rp 300 ribu menjadi sekitar Rp 50.000,-
Aditiasthana Menemukan Solusi
Dengan seiringnya waktu berjalan, Aditiasthana mencoba menaikkan tarif. Dalam proses tawar menawar terkadang terasa berat bagi adit, karena kondisi orang sakit yang saat kita kunjungi ke rumahnya, kita akan melihat situasi pasien secara menyeluruh. Mulai dari rumahnya seperti apa, keluarganya, pekerjaannya. Belum lagi jika kita sudah dekat dengan pasien, mereka tidak segan-segan bercerita tentang masalahnya, dan akhirnya kita akan menemukan masalah ekonomi mereka.
Momen-momen inilah yang menggugah
hati Aditiasthana, dari niat berbisnis, dia memutuskan untuk membuka pintu
kliniknya, bagi siapa saja, baik pasien tidak mampu dipersilahkan datang dan
membayar seikhlasnya, bahkan tanpa bayaran sama sekali. Aditiathana lulusan
dari Universitas Udayana, mempunyai prinsip bahwa menolong itu bukan berarti
tanpa hambatan. Dirinya sadar bahwa keinginan untuk berkontribusi sosial di
bidang masyarakat sangatlah besar, Hanya saja, bagaimana jadinta bila
kemampuannya sendiri belum bisa maksimal, padahal biaya operasi harus tetap
berjalan. Akhirnya Aditriathana dan istri menemukan ide dengan membuat dan
meracik sendiri obat-obatan perawatan dan pencucian luka diabetes melalui
herbal, dengan demikian, satu solusi aditiathana dapatkan kembali.
Yayasan Kaki Kita Sukasada (YKKS)
Titik Balik Singaraja
Suatu hari Aditiasthana dapat pasien
serorang kontraktor yang dirawatnya hingga sembuh. Sayangnya, ketika lukanya
telah kering, kakinya sudah tidak berfungsi dengan normal, kemudian Aditiasthana
berpikir, apakah layanannya hanya bisa berkenti di sini ? Pada malam
berikutnya, Aditiathana punya inisiatif untuk melakukan galang dana, dimana
dana tersebut untuk membuat penyangga kaki bagi pasiennya, walaupun tidak
mudah, tetapi upaya itu membuahkan hasil.
Akhirnya di tahun 2019 berdirilah sebuah Yayasan Kaki Kita Sukasada (YKKS) di Buleleng. Di beberapa bulan kemudian, Aditisthana bertemu lagi dengan pasien terdahulu yang sudah dalam kondisi bugar dan berseri, dengan ucapan terima kasih dan jabat tangan sang pasien membuat hati Aditiasthana tergugah. Nuraninya mulai berbicara, kepalanya berpikir bahwa kegiatan ini harus terus dilakukan.
Dari sinilah perjalanan YKKS semakin luas dengan 3 program yaitu merawat uka diabetes, membantu pengadaan kaki palsu bagi mereka yang diamputasi dan pemberdayaan disabilitas. Pada tahun 2024 Yayasan Kaki Kita Sukasada (YKKS) telah berkembang pesat, dimana yayasan ini membantu kurang lebih 24 pasien yang mendapatkan kaki palsu sejak tahun 2019, khususnya di wilayah Buleleng.
Pengakuan atas dedikasi I Made Aditiasthana
tidak berhenti pada senyum pasiennya, pada kebersihan lingkungan. Dan dia telah
dianugerahkan SATU Indonesia Awards tahun 2024, sebuah penghargaan bergengsi
yang diberikan kepada individu-individu inspiratif yang memberikan dampak
positif bagi bangsa. Penghargaan ini bukan sekedar piala atau sertifikat, melainkan
validasi atas perjuangan dan pengabdiannya yang tulus.
#APA2025-KSB
Salam Blogger
Sumiyati Sapriasih
No.Wa : 085779065707
Email : sumiyatrisaptiasih@yahoo.com
Banyak yg bilang diabetes itu ibunya penyakit, saking peliknya dan sangat mungkin terjadi komplikasi. Salut buat Aditiasthana yg menjadi perawat khusus diabetes, malah berkembang membuat herbal dan kaki palsu. Semoga makin berkembang untuk membantu sesama.
ReplyDeleteiya diabetes itu penyakit keturunan, namun bisa diobati dengan chequek up rutin 1 bulan sekali
DeleteKisah I Made Aditiasthana ini benar-benar menghangatkan hati! Perjalanan dari niat berbisnis hingga akhirnya memutuskan untuk membantu pasien yang tidak mampu dengan ikhlas adalah contoh nyata pengabdian. Beliau membuktikan bahwa profesi perawat bukan hanya soal menyembuhkan fisik, tapi juga memberi harapan dan martabat melalui YKKS. Selamat atas penghargaan SATU Indonesia Award 2024 yang sangat layak beliau dapatkan!
ReplyDeleteKarena itu I Made Aditiasthana patut mendapatkan Satu Indnesia Award 2025 karena dedikasinya terhadap masyarakat lombok
DeleteMenurut saya apa yang beliau lakukan ini sangat dibutuhkan oleh pasien untuk memanggil perawat ke rumah. Ya memang biaya tidak sedikit tapi namanya juga homecare ya. Senang bisa ada tokoh inspiratif di Bali
Deleteseorang pemuda patut diberi penghargaan karena dedikasi nya terhadap masyarakat lombok
DeleteKeren nih I Made Aditiasthana, kaki palsu sangat dibutuhkan tunadaksa
ReplyDeletesayang harganya mahal
dengan berkolaborasi kebutuhan tersebut terpenuhi
iya kaki palsu mahal harganya, karena itu I Made Aditiasthana membuat yayasan kaki palsu
DeleteSaya paham mengapa akhirnya I Made Aditiasthana layak mendapatkan Satu Indonesia Award 2024. Sejarah perjuangannya di dunia kesehatan, khususnya mengobati dan menyediakan kaki palsu untuk para penderita diabetes, sungguh memberikan dampak di daerah tempat tinggalnya. Berdampak positif dengan tindakan nyata yang membawa manfaat. Apalagi lewat Yayasan Kaki Kita Sukasada yang didirikannya, gerak langkah I Made Aditiasthana bisa lebih gesit dan menjangkau lebih banyak penderita diabetes. Salut dan penghormatan penuh penghargaan atas usaha nyata beliau.
ReplyDeletePatut dicontoh sebagai seorang pemuda yang dapat memberikan dedikasi kepada masyarakat sebagai perawat luka diabetes
DeleteBetapa berbahayanya diabets ini ya, mbak.
ReplyDeleteSampe mengakibatkan anggota tubuh diampuasi.
Smogaaa peruangan I Made Aditiasthana berumur panjang.
Terlahir pejuang2 berikutnya.
Ayoook2 lebih aware lagi sama gula, aku juga mulai nih ngurangin konsumsi yang manis2.
Sebenarnya diabetes itu kalau terkontrol gula darahnya bisa disembuhkan
DeleteDiabetes adalah penyakit yang sangat menyiksa, apalagi jika sudah sampai taraf berat. Untuk Bung Made, terimakasih atas ketulusan dan perjuangannya. Tuhan YME kirannya selalu memberkatimu.
ReplyDeletepahlawan tanpa tanda jasa yang telah rela menjadi perawat bagi penderita luka diabetes
DeleteBibiku dulu juga diabetes. Kalau sudah ada luka, akan lama sekali penyembuhannya. Beruntungnya, ada perawat di keluarga kami. Jadi, bibiku nggak begitu kesusahan dalam perawatannya.
ReplyDeleteHarus kuakui, perawatan untuk pasien diabetes memang pelik banget. Makanya, aku tuh salut banget sama Pak I Made Aditiasthana yang begitu berdedikasi untuk merawat pasiennya.
Bahkan, beliau nggak hanya berhenti sampai perawatannya selesai. Sampai menyediakan kaki palsu juga. Keren sekali.
alhamdulillah kalau semua penyakit ditangani dengan baik insya allah akan sembuh
DeleteMemang panggilan hati yaa.. Alhamdulillah, kini klinik Aditiasthana semakin banyak meraih tangan para penderita diabetes yang membutuhkan.
ReplyDeleteTernyata penyakitnya cukup complicated yaa, ka..
panggilan hati yang membuahkan hasil dan membantu orang banyak, karena itu I Made Aditiasthana diberi penghargaan SATU Indonesia Award 2024
Delete