Yulia Ratnasari |
Yulia Ratnasari telah menerima Apresiasi
SATU Indonesia Award Tahun 2023 dalam bidang Karbon Biru, dia lahir dan besar
di Surabaya – Jawa Timur. Setelah menyelesaikan S1 di Universitas Surabaya
dengan jurusan International Business Networking, dan melanjutkan S2 MBA
di Taiwan pada tahun 2015.
Setelah itu, Yulia bekerja di
UNICEF sebagai financing, Danone Waters sebagai management
trainee, dan kemudian membuka beberapa bisnis di Surabaya, seperti
cafe/restoran dan toko tanaman. Kemudian saya menyelesaikan master kedua dalam
bidang Industrial Ecology dan Circular Economy di bawah
program Erasmus Mundus Joint Master Degree. Pada tahun ini,
Yulia dipilih sebagai delegasi untuk ASEAN pada isu renewable energy dan green
economy.
Awal Ketertarikan Terjun ke Bidang Circular Economy
Sewaktu saya bekerja di Danone,
Departmen tempat saya bekerja sedang berinovasi untuk menciptakan botol
100% recycle PET, yang merupakan botol pertama di Indonesia
yang terbuat dari 100% sampah plastik daur ulang. “Aqua Manifesto” membuat saya
tertarik pada isu-isu seputar lingkungan dan social empowerment,
dan ingin berkontribusi pada sustainability.
Namun, saya sadar, sustainability
itu merupakan mutidimensi yaitu gabungan dari ilmu sosial dan teknik. Yulia
ingin memperluas disiplin yang sebelumnya, yang lebih mengarah ke keilmuan
sosial dan diplomasi internasional, untuk ke arah ekologi, teknik lingkungan,
dan tentunya, coding. Yulia belajar sendiri (self-learned), tapi
merasa membutuhkan adanya kurikulum jelas, networking, dan lingkungan yang
mendukung. Sayangnya, untuk studi lebih lanjut, pada umumnya membutuhkan,
background S1 yang sama dari disiplin yang mirip.
Perlu dijelaskan bahwa Circular economy adalah
disiplin baru yang mengeliminasi konsep sampah, berbeda dengan linear ekonomi
yang cuman “ambil, konsumsi, lalu nyampah”’. Banyak orang di
Indonesia familiar dengan tiga R : recyling, reduce,
dan reuse, dan terbatas pada plastik. Namun, konsep sirkular
ekonomi itu sangat luas, mencakup sembilan R, dan diterapkan pada semua
kategori produk, termasuk biomasa, furnitur, air, gas dan semua material di
Bumi. Ini menunjukkan bagaimana circular economy berbeda
dari linear economy, di mana produk hanya dikonsumsi dan dibuang.
Dalam circular economy, sampah dinilai sebagai ‘resource berharga’,
atau input, menutup siklus industri.
Aktivitas Penanaman Manggrove |
Aktivitas Penanaman Manggrove
Di China, Yulia Ratnasari memilih
mengambil tesis yang relevan dengan Indonesia. Pada tahun 2021, UNDP (United
Nations Development Programme) Indonesia dan Bapennas menerbitkan asesmen
tentang dampak transisi sirkular ekonomi, dan karena terbukti berdampak
positif, Indonesia berkomitmen untuk menerapkan sirkular ekonomi. Tesis Yulia
merancang proposal monitoring framework untuk mengawasi
transisi dan dampak implementasi sirkular ekonomi di Indonesia, sebagai langkah
selanjutnya untuk Indonesia. Banyak negara yang sudah menformalisasi monitoring
framework ekonomi sirkular, seperti Eropa, China, Kolombia, dan
Jepang; dan Yulia belajar dari Tsinghua University yang menjadi partner
institusi pemerintah untuk mengevaluasi penerapan ekonomi sirkular. Walaupun
sudah banyak diadopsi, sistem indikator ini tidak bisa langsung copy-paste karena
setiap negara memiliki kondisi dan prioritasnya sendiri.
Yulia menerapkan metode
Economy-wide Material Flow Analysis (Ew-MFA), di mana melihat
Indonesia dari sisi material : aliran masuk dari import atau ekstraksi dari
alam, tertimbun dan dipakai di masyarakat, dan keluar ke alam atau ke negara
lain dalam bentuk produk, sampah, dan emisi. Ew-MFA menjadi dasar kesiapan
Indonesia dalam menerapkan ekonomi sirkular dari sisi mass balance
fisika. Pengalaman dan pembelajaran dari research ini diharapkan dapat
dijadikan acuan untuk perencanaan dan implementasi ekonomi sirkular di
Indonesia.
Sebagai penutup ada beberapa
pesan dari Yulia Ratnasari, bagi yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri,
sangat banyak peluang. Karena kita terkadang miskin informasi peluang dan
meningkatkan kualifikasi itu adalah kuncinya, jangan pernah cape bila ditolak,
jangan pernah puas dengan pencapaian yang mediocra. Untuk pelaku bisnis, jangan
terjebak dalam pikiran hitam atau putih mengenai bisnis yang sustainable. Buat
para pemuda Indonesia saya berharap bisa menjadi Long-Life Learner yang
menghargai pengetahuan.
Salam Blogger
Sumiyati Sapriasih
Wa No. 085779065707
Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com