Friday, 23 August 2024

Yulia Ratnasari Penerima Apresiasi SATU Indonesia Tahun 2023

 

Yulia Ratnasari Sebagai Penerima Apresiasi Satu Indonesia Tahun 2023
Yulia Ratnasari

Yulia Ratnasari telah menerima Apresiasi SATU Indonesia Award Tahun 2023 dalam bidang Karbon Biru, dia lahir dan besar di Surabaya – Jawa Timur. Setelah menyelesaikan S1 di Universitas Surabaya dengan jurusan International Business Networking, dan melanjutkan S2 MBA di Taiwan pada tahun 2015.

Setelah itu, Yulia bekerja di UNICEF sebagai financing, Danone Waters sebagai management trainee, dan kemudian membuka beberapa bisnis di Surabaya, seperti cafe/restoran dan toko tanaman. Kemudian saya menyelesaikan master kedua dalam bidang Industrial Ecology dan Circular Economy di bawah program Erasmus Mundus Joint Master Degree.  Pada tahun ini, Yulia dipilih sebagai delegasi untuk ASEAN pada isu renewable energy dan green economy.

Awal Ketertarikan Terjun ke Bidang Circular Economy

Sewaktu saya bekerja di Danone, Departmen tempat saya bekerja sedang berinovasi untuk menciptakan botol 100% recycle PET, yang merupakan botol pertama di Indonesia yang terbuat dari 100% sampah plastik daur ulang. “Aqua Manifesto” membuat saya tertarik pada isu-isu seputar lingkungan dan social empowerment, dan ingin berkontribusi pada sustainability.

Namun, saya sadar, sustainability itu merupakan mutidimensi yaitu gabungan dari ilmu sosial dan teknik. Yulia ingin memperluas disiplin yang sebelumnya, yang lebih mengarah ke keilmuan sosial dan diplomasi internasional, untuk ke arah ekologi, teknik lingkungan, dan tentunya, coding. Yulia belajar sendiri (self-learned), tapi merasa membutuhkan adanya kurikulum jelas, networking, dan lingkungan yang mendukung. Sayangnya, untuk studi lebih lanjut, pada umumnya membutuhkan, background S1 yang sama dari disiplin yang mirip. 

Perlu dijelaskan bahwa Circular economy adalah disiplin baru yang mengeliminasi konsep sampah, berbeda dengan linear ekonomi yang cuman “ambil, konsumsi, lalu nyampah”’. Banyak orang di Indonesia familiar dengan tiga R : recylingreduce, dan reuse, dan terbatas pada plastik. Namun, konsep sirkular ekonomi itu sangat luas, mencakup sembilan R, dan diterapkan pada semua kategori produk, termasuk biomasa, furnitur, air, gas dan semua material di Bumi. Ini menunjukkan bagaimana circular economy berbeda dari linear economy, di mana produk hanya dikonsumsi dan dibuang. Dalam circular economy, sampah dinilai sebagai ‘resource berharga’, atau input, menutup siklus industri.

Aktivitas Penanaman Manggrove
Aktivitas Penanaman Manggrove

Aktivitas Penanaman Manggrove

Di China, Yulia Ratnasari memilih mengambil tesis yang relevan dengan Indonesia. Pada tahun 2021, UNDP (United Nations Development Programme) Indonesia dan Bapennas menerbitkan asesmen tentang dampak transisi sirkular ekonomi, dan karena terbukti berdampak positif, Indonesia berkomitmen untuk menerapkan sirkular ekonomi. Tesis Yulia merancang proposal monitoring framework untuk mengawasi transisi dan dampak implementasi sirkular ekonomi di Indonesia, sebagai langkah selanjutnya untuk Indonesia. Banyak negara yang sudah menformalisasi monitoring framework ekonomi sirkular, seperti Eropa, China, Kolombia, dan Jepang; dan Yulia belajar dari Tsinghua University yang menjadi partner institusi pemerintah untuk mengevaluasi penerapan ekonomi sirkular. Walaupun sudah banyak diadopsi, sistem indikator ini tidak bisa langsung copy-paste karena setiap negara memiliki kondisi dan prioritasnya sendiri.

Yulia menerapkan metode Economy-wide Material Flow Analysis (Ew-MFA), di mana melihat Indonesia dari sisi material : aliran masuk dari import atau ekstraksi dari alam, tertimbun dan dipakai di masyarakat, dan keluar ke alam atau ke negara lain dalam bentuk produk, sampah, dan emisi. Ew-MFA menjadi dasar kesiapan Indonesia dalam menerapkan ekonomi  sirkular dari sisi mass balance fisika. Pengalaman dan pembelajaran dari research ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk perencanaan dan implementasi ekonomi sirkular di Indonesia.  

Sebagai penutup ada beberapa pesan dari Yulia Ratnasari, bagi yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri, sangat banyak peluang. Karena kita terkadang miskin informasi peluang dan meningkatkan kualifikasi itu adalah kuncinya, jangan pernah cape bila ditolak, jangan pernah puas dengan pencapaian yang mediocra. Untuk pelaku bisnis, jangan terjebak dalam pikiran hitam atau putih mengenai bisnis yang sustainable. Buat para pemuda Indonesia saya berharap bisa menjadi Long-Life Learner yang menghargai pengetahuan. 

 

Salam Blogger

Sumiyati Sapriasih

Wa No. 085779065707

Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com