Tuesday 6 December 2022

Seorang Perawat Penerima Satu Indonesia Awards Bidang Kesehatan

 

Live Streaming Kusta
Live Streaming Kusta

Selama satu tahun ini saya telah mengikuti live streaming bersama Kantor Berita Radio dan NLR Indonesia. NLR Indonesia merupakan organisasi yang memiliki fokus isu untuk kusta dan pembangunan yang inklusi, disabilitas serta mendukung kampanye kesadaran serta melawan stigma terhadap semua ragamdisabilitas.

  

Live streaming Ruang Publik KBR ini, membahas tentang kusta yang merupakan salah satu penyakit menular yang masih menimbulkan masalah sangat kompleks dan menimbulkan disabilitas ganda, dimana orang yang menyandang kusta mengalami disabilitas secara sensorik ataupun motorik. Dalam kondisi ini orang yang pernah mengalami kusta harus berhadapan dengan stigma yang ada di masyarakat.  

 

Sebenarnya kusta bisa dicegah dan disembuhkan. Walaupun sampai menyebabkan kecacatan, selama mendapatkan pengobatan dengan benar dan secara rutin, maka penyakit itu akan sembuh dan tidak lagi menular.


Baca Juga : Indonesia Bebas Kusta Sebagrkan Faktanya lawan stigma dan hoaxnya


Salah satu hambatan terbesar kusta adalah pemahaman yang keliru dan juga adanya stigma yang sudah terlanjur melekat dalam masyarakat kita, yang menyebabkan para disabilitas ini tidak memiliki kesempatan yang sama saat berkumpul dengan masyarakat seperti untuk bersekolah maupun bekerja. 

 

Ratna Indah Kurniawati
Ratna Indah Kurniawati

Ratna Indah Kurniawati 

Ratna Indah Kurniawati adalah seorang perawat di Puskesmas Grati, kabupaten Pasuruan – Jawa Timur. Dulu, dia seorang penderita kusta yang juga dikucilkan oleh masyarakat, namun dengan rajin berobat rutin berangsur dengan baik, kini Ratna Indah Kurniawati seorang perempuan yang berusia 40 tahun selalu aktif di puskesmas sebagai intens mendamping-berdayakan penderita kusta di daerah Grati – Pasuruan Jawa Timur.

 

Sebagai perawat tentunya Ratna Indah Kurniawati mempunyai seorang pasien yang bernama Somat dengan usia 65 tahun, salah satu penderita kusta. Ketika itu Somat menderita kusta yang cukup parah. Kaki dan tangannya penuh borok, hingga membusuk. Sampai-sampai, penyakit itu melumpuhkan saraf kakinya.

 

Sehari-hari Somat harus berjalan ngesot untuk memindahkan tubuhnya. Kondisi Somat membuat orang-orang di sekitar menjauhinya lantaran takut tertular. Bahkan, oleh istrinya sendiri, Somat telah dibuang ke rumah anaknya. Namun ternyata migrasi itu bukan harapan baik bagi Somat. Bahkan di rumah anaknya pun Somat juga dijauhkan dari siapapun, seakan-akan semua yang didekati dan disentuhnya berbuah petaka.

 

Sangat mengenaskan, istri dan anaknya tidak mau mengurus Somat dengan alasan yang serupa yaitu “takut tertular. Somat sangat sedih mendengar ucapan anaknya seperti ini, “Kalau lihat bapak saya langsung muntah, engga mau makan, ujar Ratna Indah kurniawati mengulang cerita yang disampaikan Somat. Karena anaknya Somat tidak mau hidup bersama bapaknya, akhirnya Somat dibuatkan sebuah gubug di Pematang ladang yang jauh dari pemukiman yang setiap harinya dikirim makanan untuk Somat. Masya allah sebegitu takut tertularkah anaknya somat memberikan makanan tidak langsung ke gubuknya, melainkan diletakkan agar jauh, sehingga Somat harus ngesot di atas kering tanah ladang lebih dulu untuk mengambil kiriman makanan itu.

 

Ratna Indah Kurniawati
Ratna Indah Kurniawati

Ratna Indah Kurniawati sempat menawarkan kepada keluarganya arag Somat dirawat di rumah sakit kusta di Mojokerto. Keluarganya sempat setuju, hanya saja tidak ada satupundari mereka yang mau menunggui Somat di rumah sakit. Alhasil, Somat tetap tinggal di gubuk hingga ajal menjemput.

 

Dari 9 desa di wilayah puskesmas Grati – Pasuruan Jawa timur, penderita kusta terbanyak ada di desa Plososari – Grati Pasuruan. Dimana faktor penyebab seseorang terjangkit virus kusta di antaranya karena kondisi lingkungan, gizi dan pola hidup. Dengan taraf rata-rata pasien kusta masyarakat yang ekonominya menengah ke bawah.

 

Penularan penyakit kusta hanya bisa melalui hidung dan mulut, kuman akan meluncur melalui udara dan menempel pada tubuh si tertular, namun Ratna Indah Kurniawati berkali-kali menegaskan kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir jika si penderita kusta sudah menjalani pengobatan secara teratur, kuman-kuman itu akan mati dan tidak akan menular lagi.

 

Selama ini, pemahaman masyarakat pada penderita kusta kurang lengkap, karena sebagian masyarakat masih ada yang menganggap bahwa mau diapakan saja penderita kusta adalah pembawa virus yang membahayakan, padahal kenyataannya tidak demikian. Kekuranglengkapan pemahaman itulah yang menyebabkan masyarakat keliru dalam menangani penderita kusta.

 

Puskesmas Grati -  Pasuruan Jawa Timur
Puskesmas Grati - Pasuruan Jawa Timur

Berbagi Pengalaman 

Dulu, suami saya Miftahul Ulum dengan usia 45 tahun awalnya juga mengalami kesalah pahaman, begini ceritanya : suatu hari datang seorang pasien bertamu ke rumah saya di desa Cukur Gondang, kecamatan Grati – Pasuruan. Tamu tersebut berkata bahwa dirinya adalah penderita kusta. Miftahul Ulum gemetar karena takut mendengarnya, maka dari itu sepulangnya tamu tersebut, suami saya :

1. membuang gelas bekas mulut si tamu.

2. kursi yang tadi diduduki tamu langsung dijemur

3. memperingati saya untuk tidak membawa pasien kusta datang ke rumah      

Setelah saya menjelaskan kepada suami saya secara pelan-pelan akhirnya Miftahul Ulum mengerti, dan sekarang suami saya sangat mendukung, kenang Ratna Indah Kurniawati.

 

Terhitung sampai tanggal 11 Januari 2009, data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur tercatat sebanyak 2.610 orang penderita kusta. Daerah Pasuruan ada di peringkat empat dengan 193 orang penderita kusta, kemudian disusul kabupaten Lumajang dengan 171 orang dan Probolinggo dengan 125 orang. Sementara penderita kusta yang paling banyak berada di Madura dengan rincian 381 orang, sampang 232 orang dan Bangkalan ada 207 orang.  

 

Ratna Indah Kurniawati
Ratna Indah Kurniawati

Ratna Indah Kurniwati mematahkan stigma pada penderita kusta 

Dengan mitos yang ada bahwa stigma merupakan sebuah penyakit kutukan, karena itu siapapun yang punya penyakit kusta dikucilkan dari masyarakat. Namun dengan semangat juang, Ratna Indah Kurniawati sebagai perawat puskesmas Grati – Pasuruan Jawa Timur telah memberi perhatian lebih, mengadakan pendekatan, perhatian sosial dan memberikan bantuan pengobatan, pengetahuan kesehatan serta membimbing para penderita kusta untuk terus dapat menjalani hidup secara mandiri tanpa harus terbebani stigma yang ada di masyarakat.

 

Disamping itu Ratna Indah Kurniawati memberikan berbagai pelatihan dan motivasi pada Kelompok Perawatan Diri (KPD) agar para penderita kusta dapat menjalankan bisnisnya. Dengan adanya edukasi ini kita semua terinpirasi sebuah pelajaran hidup tentang bagaimana berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Sehingga Ratna Indah Kurniawati telah dinobatkan sebagai perempuan Penerima Semangat ASTRA Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2011

 

 

Salam Blogger

Sumiyati Sapriasih

Wa No.085779065707

Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com