Travel Agen + Blogger |
Ibadah Haji adalah kewajiban bagi setiap muslim yang merupakan
rukun islam ke lima yaitu menunaikan ibadah haji jika mampu. Sedangkan Umrah
adalah sunnah yang dianjurkan. Namun, ketika perjalanan penuh tantangan dengan
perubahan iklim, dimana ekstrim bumi semakin memanas yang memerlukan respon dan
tanggung jawab kita semua.
Setelah Lauching Apps Greenhajj tahun lalu, kembali
Greenpeace Indonesia membuat talkshow bersama Umma for Earth dengan tema
“Menghijaukan Haji & Umrah Yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan” dengan
narasumber :
1. Dr. Fachruddin Mangunjaya, M.Si selaku aktivis lingkungan dan Dosen Pascasarjana Universitas Nasional
2. Dodi Darmadi, M.A peneliti PPIM UIN, Antropolog Agama dan kebijakan public
3. HB. Tamam Ali
4. Khalisa Khalid
5. Intan Wisni Permatasari
Pada kesempatan kali ini saya hadir bersama travel Agen
Arminareka Perdana dan Samira, mereka akan menyampaikan pesan pesan dari para
narasumber untuk jamaah haji dan umrah yang mereka pimpim. Baiklah kita dengarkan
narasumber.
5 Narasumber |
Dr. Fachruddin Mangunjaya, M.Si
Saat ini kita sedang menghadapi perubahan iklim sekitar 1,8 M populasi penduduk manusia dengan perubahan iklim. BMKG mengatakan bahwa sebagian bencana Meteorologi salah satunya adalah krisis iklim dengan suhu bumi 1 ½oC, karena itu kita perlu aksi berkelanjutan untuk terus dilakukan agar perubahan cuaca ekstrim ini tidak terjadi kenaikan dua derajat per tahunnya. Bila perubahan iklim ini terus terjadi, maka 20 tahun lagi cuaca akan panas di saat ibadah haji dan umrah akan mencapai 70oC.
Islam sangat dekat dengan alam karena Nabi Muhammad SAW saat mendapatkan wahyu berada di gua hira. islam juga dekat dengan alam melalui wudhu menggunakan air. Jadi teringat pesan dari travel Agen Arminareka Perdana, kalau di Arab Saudi itu, ketika hujan turun semua umat keluar untuk menenadahkan air hujan sambil bersyukur, karena saking sulitnya air di negara Arab Saudia, ungkap Ibu Danijah Wayan
Dadi Darmadi, M.A
Sebagai Peneliti Pusat Pengkajian Islam dan masyarakat UIN, Dadi Darmadi mengatakan telah banyak kesaksian dari jamah haji dan umrah pada saat itu tahun 1982 yang ditulis kisahnya “Orang Jawa Naik haji” oleh sastrawan Haji Danarto, masih
banyak yang membuang sampah di saat ibadah haji seperti penggunaan kain ikhram setelah tawaf dibuang sehingga menumpuk dikamar mandi dan sisa makanan ketika pesan terlalu banyak porsinya, tidak habis dibuang. Tahun 2018 sampah mencapai 40 ton, sehingga Arab Saudi menghabiskan uang 300 juta dollar untuk membersih sampah. Di tahun 2022 meningkat hingga mencapai 120 ribu ton sampah.
HB Tamam Ali |
HB. Tamam Ali
Sebagai anggota dewan kehormatan “Himpunan Penyelenggaraan Umrah dan Haji (Himpuh)” HB Tamam Ali mengatakan dalam menangani sampah sebaiknya kita membuat Gerakan Ramah Lingkungan, karena negara Mesir, Pakistan dan Indonesia merupakan negara terbesar dalam jumlah hajinya, dalam satu tahun bisa melibatkan 17 ribu jamah.
Bicara soal jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 240 juta, dimana strategi setiap komponennya bukannya saja asosiasi, namun termasuk pesantren dan majelis taklim dan beberapa lembaga pendidikan lainnya yang berhubungan dengan masyarakat hingga dipedesaan, karena ada 70 % Jemaah haji dari berbagai daerah yang mengalami pencemaran lingkungan, maka harus dilakukan pentingnya untuk menjaga lingkungan, ini prinsip ke 2 dalam islam yang pertama bagaimana memahami robbul alamin dan jangan pernah menelantarkan hewan, ungkap HB. Tamam ALI mengakhiri makalahnya
Intan Wisni Permatasari (Tengah)
Intan Wisni Permatasari.
Menurut
pandangan dari kacamata Intan Wisni Permataari bahwa Tindakan untuk menjaga
lingkungan bagi Jemaah haji dapat dilakukan dengan tindakan keseharian seperti
: membawa sendiri sendok, garpu dan sedotan. Menggunakan kendaraan umum agar
dapat mengurangi polusi udara. Membuang sampah pada tempatnya. Sampai jumpa di
review selanjutnya
Salam
Blogger
Sumiyati
Sapriasih
Wa
No.085779065707
Email
: sumiyatisapriasih@yahoo.com