Thursday, 16 October 2025

Gede Praja Mahardika Sujana Putra Pemenang SATU Indonesia Award 2023 Bidang Kesehatan

 

Potensi ekonomi lokal  pelestarian pangan.
Potensi ekonomi lokal  pelestarian pangan.


Berawal dari penelitian skripsi tentang lingkungan dan tanaman obat, Gede Praja Mahardika Sujana Putra melanjutkan kembali ke dunia nyata. Seperti yang telah kita ketahui Praja Mahardika lulusan dari Kesehatan Masyarakat di salah satu kampus Yogayakarta yang memperdayakan warga sekitarnya seputar Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Dia memulai dari penyuluhan bagaimana cara pengolahan dan pembudidayaan tanaman obat dengan sederhana.

Setelah lulus kuliah, Gede Praja Mahardika Sujana Putra memutuskan kembali untuk pulang ke kampung halamannya di Buleleng – Bali. Sebelumnya Praja Mahardika mencoba mensiarkan gagasannya di Yogyakarta terkait budidaya tanaman obat. Karena itu hasil skripsinya, dia akan tanamkan di daerah tempat tinggalnya di Buleleng – Bali.

Praja Mahardika mengawali penyuluhan dengan mengajak kesatuan ibu Bhayangkari dengan kesatuan ibu Persit. Hal ini dikarenakan ibu kandung Praja Mahardika termasuk salah satu anggota ibu Bhayangkari.

Pembudidayaan Tanaman TOGA di Bali

Terlepas dari berbagai hal yang menjadi penyebab masih minim nya masyarakat yang menanam tanaman TOGA, namun selama masih ada yang mau bergerak dan aktif untuk memberikan edukasi pada masyarakat. Semuanya tergantung pada niat, kemauan dan komitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan, khususnya tanaman TOGA. Sikap inilah yang terlihat pada sosok pemuda asal Bali Gede Praja Mahardika Sujana Putra. Kecintaan Praja pada lingkungan membuatnya tergerak untuk mengedukasi masyarakat sekitarnya untuk membudidayakan dan melestarikan tanaman obat.

Akhirnya melalui Yayasan Sahabat Bumi Bali, kemudian Praja Mahardika memberikan penyuluhan mengenai manfaat, cara mengolah dan mengembangkan serta membuddayakan tanaman obat pada masyarakat dan juga ke sekolah-sekolah. Praja Mahardika menyadari tentang manfaat tanaman obat keluarga (TOGA) setelah rajin membaca salah satu majalah tanaman.

Sebagai penyuluh kesehatan sekaligus aktivis lingkungan, hatinya pun tergerak untuk mengembangkan tanaman TOGA di daerahnya. Apalagi dia melihat masyarakat sekitar tempat tinggalnya Desa Babakan – Kecamatan Sukasada – Buleleng – Bali masih banyak yang belum tahu manfaat tanaman TOGA.


Gede Praja Mahardika Sujana Putra
Gede Praja Mahardika Sujana Putra 


Praja Mahardika mengajarkan bagaimana caranya menanam tanaman TOGA dengan menggunakan teknik vertikulur atau bertingkat. Metode ini cocok digunakan untuk daerah dengan lahan sempit atau lahan terbatas. Misalnya menanam buah lengkeng, jambu dan sirsak. Lalu di bawahnya ditanami kunyit, jahe, kencur, sereh, ubi ungu, dan lain sebagianya. Bahkan bisa ditanami dengan tanaman langka di Bali seperti cabe hutan.

Sejak itulah masyakat desa babakan sadar dan paham, dan mulai menanan tanaman TOGA di halaman rumah mereka. Sekarang hampir di setiap rumah terdapat sekitar 20-an jenis tanaman obat. Selain melakukan pembinaan di desa Babakan, Praja bersama Yayasan Sahabat Bumi melakukan pembinaan di Tukad Bindu-Denpasar dan dibeberapa sekolah.

Pembudidaya Tanaman TOGA dapat Apresiai SATU Indonesia Award 2023

Tidak ada yang tidak mungkin, dengan Pembudidaya Tanaman Toga, Praja Mahardika mengedukasi dan mengajak masyarakat sekitarnya untuk membudidayakan Tanaman Obat Keluarga,  akhirnya Gede Praja Mahardika Sujana Putra pada tahun 2019 Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia (Kemenpora RI) memberikan penghargaan sebagai Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih.

Pada Tahun 2023, PT. Astra International memberikan penghargaan atas dedikasi Gede Praja Mahardika Sujana Putra Apresiasi SATU Indonesia Award 2023 bidang Kesehatan atas pengembangan potensi ekonomi lokal dengan pengolahan tanaman obat serta pelestarian pangan.

#APA2025-KSB

 

Salam Blogger

Sumiyati Sapriasih

Wa No.085779065707

Email : Sumiyatisapriasih@yahoo.com

No comments :

Post a Comment