Potensi ekonomi lokal pelestarian pangan. |
Berawal
dari penelitian skripsi tentang lingkungan dan tanaman obat, Gede Praja
Mahardika Sujana Putra melanjutkan kembali ke dunia nyata. Seperti yang telah
kita ketahui Praja Mahardika lulusan dari Kesehatan Masyarakat di salah satu
kampus Yogayakarta yang memperdayakan warga sekitarnya seputar Tanaman Obat Keluarga
(TOGA). Dia memulai dari penyuluhan bagaimana cara pengolahan dan pembudidayaan
tanaman obat dengan sederhana.
Setelah
lulus kuliah, Gede Praja Mahardika Sujana Putra memutuskan kembali untuk pulang
ke kampung halamannya di Buleleng – Bali. Sebelumnya Praja Mahardika mencoba
mensiarkan gagasannya di Yogyakarta terkait budidaya tanaman obat. Karena itu
hasil skripsinya, dia akan tanamkan di daerah tempat tinggalnya di Buleleng –
Bali.
Praja
Mahardika mengawali penyuluhan dengan mengajak kesatuan ibu Bhayangkari dengan
kesatuan ibu Persit. Hal ini dikarenakan ibu kandung Praja Mahardika termasuk
salah satu anggota ibu Bhayangkari.
Pembudidayaan Tanaman TOGA di Bali
Terlepas
dari berbagai hal yang menjadi penyebab masih minim nya masyarakat yang menanam
tanaman TOGA, namun selama masih ada yang mau bergerak dan aktif untuk memberikan
edukasi pada masyarakat. Semuanya tergantung pada niat, kemauan dan komitmen
untuk menjaga kelestarian lingkungan, khususnya tanaman TOGA. Sikap inilah yang
terlihat pada sosok pemuda asal Bali Gede Praja Mahardika Sujana Putra.
Kecintaan Praja pada lingkungan membuatnya tergerak untuk mengedukasi
masyarakat sekitarnya untuk membudidayakan dan melestarikan tanaman obat.
Akhirnya
melalui Yayasan Sahabat Bumi Bali, kemudian Praja Mahardika memberikan
penyuluhan mengenai manfaat, cara mengolah dan mengembangkan serta
membuddayakan tanaman obat pada masyarakat dan juga ke sekolah-sekolah. Praja
Mahardika menyadari tentang manfaat tanaman obat keluarga (TOGA) setelah rajin
membaca salah satu majalah tanaman.
Sebagai
penyuluh kesehatan sekaligus aktivis lingkungan, hatinya pun tergerak untuk
mengembangkan tanaman TOGA di daerahnya. Apalagi dia melihat masyarakat sekitar
tempat tinggalnya Desa Babakan – Kecamatan Sukasada – Buleleng – Bali masih
banyak yang belum tahu manfaat tanaman TOGA.
Gede Praja Mahardika Sujana Putra
Praja
Mahardika mengajarkan bagaimana caranya menanam tanaman TOGA dengan menggunakan
teknik vertikulur atau bertingkat. Metode ini cocok digunakan untuk daerah
dengan lahan sempit atau lahan terbatas. Misalnya menanam buah lengkeng, jambu
dan sirsak. Lalu di bawahnya ditanami kunyit, jahe, kencur, sereh, ubi ungu,
dan lain sebagianya. Bahkan bisa ditanami dengan tanaman langka di Bali seperti
cabe hutan.
Sejak itulah
masyakat desa babakan sadar dan paham, dan mulai menanan tanaman TOGA di
halaman rumah mereka. Sekarang hampir di setiap rumah terdapat sekitar 20-an
jenis tanaman obat. Selain melakukan pembinaan di desa Babakan, Praja bersama
Yayasan Sahabat Bumi melakukan pembinaan di Tukad Bindu-Denpasar dan dibeberapa
sekolah.
Pembudidaya Tanaman TOGA dapat Apresiai SATU Indonesia
Award 2023
Tidak ada
yang tidak mungkin, dengan Pembudidaya Tanaman Toga, Praja Mahardika
mengedukasi dan mengajak masyarakat sekitarnya untuk membudidayakan Tanaman
Obat Keluarga, akhirnya Gede Praja Mahardika
Sujana Putra pada tahun 2019 Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik
Indonesia (Kemenpora RI) memberikan penghargaan sebagai Pemuda Peduli
Lingkungan Asri dan Bersih.
Pada
Tahun 2023, PT. Astra International memberikan penghargaan atas dedikasi Gede
Praja Mahardika Sujana Putra Apresiasi SATU Indonesia Award 2023 bidang
Kesehatan atas pengembangan potensi ekonomi lokal dengan pengolahan tanaman
obat serta pelestarian pangan.
#APA2025-KSB
Salam
Blogger
Sumiyati
Sapriasih
Wa
No.085779065707
Email :
Sumiyatisapriasih@yahoo.com
No comments :
Post a Comment