Live Streaming Kusta Dalam Perspektif Agama |
Penyakit kusta dikenal sejak jaman dulu kala, dan telah menjadi masalah kesehatan di berbagai negara dunia, karena itu kusta di Indonesia masih menjadi urutan ke tiga. Kusta merupakan salah satu penyakit tertua dalam sejarah, karena itu dalam perspektif agama merupakan penyakit yang dikaitkan dengan dosa, karma dan ujian atau kutukan dari tuhan.
Penyakit kusta sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi bahkan tertulis dalam kitab-kitab suci di beberapa agama. Penyebab penyakit kusta atau lepra sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan hingga saat ini dari masa ke masa telah terjadi pengasingan pada pasien kusta.
Hari
senin minggu ke dua, tepatnya tgl 8 Mei 2023 di jam 09.00-10.00 kami mengikuti
live streaming dengan tema “Kusta Dalam Perspektif Agama” dipandu oleh Rizal wijaya sebagai host, menampilkan nara
sumber :
1. Muhammad Iqbal Syauqi selaku Dokter Umum RSI Aisyiyah Malang dan selaku Kontributor islami.co
2. Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufna pendeta dan Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK)
Kusta dalam Perspektif Islam
Muhammad Iqbal syauqy selaku
Dokter Umum RSI AIsyiyah malang, selaku Kontributor islami.co memaparkan
ditinjau dari banyak hadis yang ia pelajari. Di dalam perspektif Islam sendiri
kusta sudah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad SAW bahkan sudah ada baik di masa
nabi sebelumnya yaitu masa Nabi Ayub merupakan
salah satu yang populer terkenal karena penyakit kulitnya. Namun, nabi Ayub
dengan penuh kesabaran dan taqwa kepada allah SWT dengan penyakit kulitnya.
Muhammad Iqbal Syauqi |
Menariknya sikap Nabi adalah mengajarkan doa untuk kesembuhan
dari penyakit kusta. Serta mengajarkan untuk tidak diskriminasi terhadap
penderita kusta. Dokter Iqbal menambahkan bahwa Rasulullah SAW ini pernah
memegang tangan Seorang pendeta kusta.
Stigma diskriminasi sebenarnya berasal dari ketidaktahuan
masyarakat. Meskipun kusta adalah penyakit yang menular, tapi tidak menular
begitu saja. Diantaranya faktor yang menyebabkan tertular adalah faktor kontak
yang cenderung kontak sangat erat.
Jadi memang dibutuhkan peran pemangku Agama untuk menyebarluaskan bagaimana Nabi memberlakukan penderita kusta ya!
Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufta
Sementara
dari sisi agama nasrani, Pendeta Corinus Leunufta menjelaskan, sebagai OYPMK
Beliau menganggap kalau kusta adalah teguran dari Tuhan.
Dalam
Al Kitab juga banyak buku yang berbicara tentang kusta. Bahkan ada 8 kitab yang
banyak membahas tentang kusta. Bahkan, pada Al Kitab, kusta disebut sampai 23
kali. Dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, kusta disebut sebagai
kutukan Tuhan. Jadi, bukan penyakit melainkan kutukan.
Pada
zaman dahulu, mereka yang menderita kusta, dihindari bahkan ditinggalkan di
dalam kuburan ataupun gua.
Dalam
Al Kitab, kusta adalah kutukan. Karena zaman dulu belum banyak yang tahu
tentang medis. Dan pengobatan kusta, karena kusta kutukan maka penderitanya
harus memohon ampun pada Tuhan. Dan setelah sembuh, juga tidak bisa langsung
hidup bermasyarakat. Akan tetapi harus menjalani beberapa ritulal.
Rizal Wijaya, Muhammad Iqbal Syauqi, Corinus Leunufna |
Kesimpulan
Dari berbagai agama juga mengajarkan kepada Kita untuk tidak
berlaku secara diskriminasi terhadap penderita kusta. Hal yang dapat kita
lakukan adalah dengan cara berdoa serta berusaha untuk tidak tertular kusta.
Namun Jika terlanjur sudah tertular penyakit kusta yang dapat
dilakukan selaku umat beragama adalah berdoa dan juga tetap berusaha dengan
memeriksakan diri serta berobat dengan sebaik-baiknya. Semoga semakin kesini
tingkat literasi serta kesadaran masyarakat makin hari makin meningkat.
Sehingga stigma yang ada di masyarakat selama ini, bisa terhapus
dengan sendirinya.
Salam Blogger
Sumiyati Sapriasih
No. WA : 085779065707
Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com