Tuesday 21 May 2024

Festival Literasi Wastra Budaya Nusantara

 

Festival Literasi Wastra Budaya Nusantara
Narasumber dan Moderator

Minggu, 19 Mei 2024 Perpustakaan Nasional menggelar acara 44 tahun Merajut Asa Melayani Negeri dengan tema “Literasi Wastra Budaya Nusantara”. Menampilkan narasumber Sonny Muchlison sebagai Desainer dan Kristin Samah seorang penulis dipandu oleh Ririn Agustarini sebagai moderator.

Acara ini di awali dengan penampilan tari tradisional Lenggang Nyai oleh sanggar Prangivadi dan peragaan busana dengan tema “Kain Etnik Nusantara” oleh 3 desainer yaitu Runti Rani, Harni Harun dan Arsita Resmisari. Inilah penampilan dari mereka :


Tari Tradisional Lenggang Nyai
Tari Tradisional Lenggang Nyai

Peragaan Busana dari 3 desainer
Peragaan Busana dari 3 desainer

Peragaan Busana
Peragaan Busana

Pada kesempatan gelar wicara “Festival Literasi Wastra Budaya Nusantara” Sonny Muchlison, M. SN merupakan seorang Dosen Program Studi Mode dan Kriya Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang telah menerima penghargaan PIAGAM Bekasi Fashion Week 2021. Selain itu Sonny juga terkena sebagai kritikus mode, ini terlihat ketika acara Listerasi Wastra Nusantara dia menyampaikan kritikannya ketika moderator Ririn Agustarini salah mengartikan kata auter. Lalu Sonny menyampaikan Bila ada dagangan yang namanya auter sebaiknya di skip jangan disebut auter, karena auter itu termasuk kaos kaki, jam tangan, topi dan kacamata. Jadi sebutan nya adalah blouse, tunik atau blazer. Dengan kritikan ini Ririn Agustarini memberikan tepuk tangan sebagai ilmu baru bagi dirinya.


Pada diskusi ini Sonny Muchlison, M. SN mengatakan bahwa Manusia Indonesia adalah Perempuan Berdaya yang terhebat sedunia karena kita memiliki pembatik, penenun yang paling terluas di dunia dari sabang sampai merauke. Sebelum lanjut, kita harus mengetahui bahwa Wastra Nusantara adalah kekayaan budaya Indonesia yang harus kita pamerkan, karena merupakan salah satu nilai budaya yang cukup tinggi yang sepatutnya harus dipertahankan.


Sonny Muchlison
Sonny Muchlison

Sonny Muchlison memaparkan bahwa sejarah perkembangan wastra nusantara memiliki banyak filosofi yang merupakan bagian dari budaya di masyarakat seperti : apapun beban hidup berada di sunggingan di kepala, contoh : dari membawa sayuran sampai membawa babi yang besarpun dibawa diatas kepala.

Kemudian, sebagian dari budaya masyarakat bahwa Perempuan Indonesia pada zaman dahulu bila sudah akil baliq yang dianggap sudah dewasa, baru diperbolehkan untuk menikah jika sudah bisa menenun dan membatik.  

Sonny Muchlison menjelaskan bahwa perbedaan peran pada saat pembuatan Wastra Nusantara, dimana laki-laki mengerjakan pekerjaan yang lebih berat dari pada wanita, contohnya : pembuatan Noken dari Papua yang pemakaiannya di kepala dan terbuat dari serat kulit kayu yang dipilih di paha. Jika paha gadis Papua sudah memerah akibat pilinan serat kayu maka paha gadis tersebut sudah dianggap dewasa dan sudah boleh menikah.

Perbedaan peran pada saata pembuatan Wastra Nusantara dimana laki-laki mengerjakan pekerjaan yang lebih berat dari pada perempuan, seperti : perempuan yang mencanting batik, laki-laki mencap batik karena tenaga tekanannya kuat. Namun, disisi lain perempuan membuat motif yang berbeda untuk menghargai harkat dan martabat laki-laki.

 

Sonny Muchlison & Sumiyati Sapriasih
Sonny Muchlison & Sumiyati Sapriasih

Pada diskusi ini, Sonny Muchlison menjelaskan bahwa Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada saat musim hujan bapak dan ibunya pergi kesawah, ketika musim kemarau, mereka tidak ada pekerjaan. jadi bapaknya pindah ke laut yang ada ditepi pantai dan ibunya mencari pekerjaan untuk melupakan. Karena pada zaman dahulu kalau lelaki sudah masuk ke pantai dan tidak kembali harus terima karena pada saat itu tidak punya kompas. Jadi sebagai perempuan harus menerima kepergian suaminya. Untuk melupakan semua itu, maka perempuan dapat mengerjakan pekerjaan menanam sesuatu yang bisa dibuat. Ketika itu ada yang namanya kapas aslinya dari Peru dibawa oleh Portugis ke Indonesia, kalau di Peru perkebunan kapasnya ada. Namun orang Indonesia tidak seperti itu, batas rumah dari sawah ke kebun dibatasi dengan menanam kapas. Namun anehnya di seluruh dunia ada kapas yang paling hebat di desa montong Tuban – Jawa Timur, ternyata kapasnya sudah berwarna coklat dari bunganya.       

Sebagai statement terakhir Sonny Muchlison mengatakan, tunjukanlah kemampuanmu dengan kemampuan maka manusia lain akan menilai kepiawaianmu. Jika kamu kamu sudah tahu apa yang kamu sukai maka sukai apa yang kamu kerjakan. Yuk … kita hadir pada bulan Juni yang akan datang, disainer Sonny Muchlison akan menggelar fashion show dilokasi Discovery Ancol dengan tema “Berhubungan dengan keprihatian kita tentang tercemarnya bumi dengan adanya zero fashion” karena Zero Waste Fashion setiap bulannya sudah mencapai 37.000 ton per hari.

 

Salam Blogger

Sumiyati Sapriasih

Wa : 085779065708

Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com