Melihat Potret Kusta di Indonesia |
Pada
kesempatan ini kami mengikuti Peluncuran Program Suara Untuk Kusta yang
diselenggarakan oleh NLR dan Kantor Berita Radio (KBR). NLR adalah sebuah
organisasi non-pemerintah (LSM) yang mendorong pemberantasan kusta dan inklusi bagi
orang dengan disabilitas akibat kusta. Karena apabila orang yang sudah terkena
penyakit kusta, tidak segera diobati atau tidak ada pengobatan, maka penderita
akan sulit untuk melakukan aktivitas karena keterbatasan fisik dan mental (disabilitas).
Di
hari Kusta sedunia (World Leprosy Day), tepatnya tgl 31 Januari 2021 yang telah
berlalu. NRL meluncurkan Program SUKA (Suara Untuk Kusta), dimana penyakit
kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang dapat
menyerang kulit, saraf tepid dan jaringan tubuh lain-nya kecuali otak. Penyakit
kusta ini dapat disembuhkan tanpa
cacat bila berobat secara dini dan teratur. Jadi hilangkan STIGMA Kusta yang
menempel pada pemikiran negatif akibat pengaruh lingkungan. Karena penyakit
kusta bukan penyakit keturunan, kutukan
atau guna-guna.
Ibu Citra Dyah Pratuti |
Selaku pimpinan redaksi KBR Indonesia, ibu Citra Dyah Prastuti mengatakan “Selama 22 tahun berdiri, KBR Indonesia konsisten mendorong isue cerita dan karya yang melibatkan kelompok yang terpinggirkan”. KBR merupakan Kantor Berita Radio yang memproduksi podcast dan konten radio berbasis jurnalisme dengan jejaring 350 radio di Indonesia. Karena itu tgl 14 April kami dari Komunitas Sahabat Blogger mengikuti Media Gathering dengan tema “Media yang dapat mengedukasi dan memberantas Stigma Kusta dan Disabilitas”
Tidak dapat dipungkiri bahwa Kusta masih ada, di Indonesia penyakit kusta menduduki ranking 3 terbanyak di dunia, karena itu Kemenkes mempunyai target di tahun 2020-2021 tentang eliminasi kusta yaitu :
- Kasus baru kusta pada anak masih 9.14%, karena itu berikan Imunisasi BCG pada bayi yang dapat membantu mengurangi kemungkinan terkena kusta
- Masih ada 8 provinsi yang belum bebas kusta
- Jumlah penderita kusta masih ada sekitar 20 ribu orang
Memberantas Stigma Kusta dan Disabilitas |
Narasumber dari Technical Advisor NLR, Ibu dr. Christina Widaningrum, MKes mengatakan bahwa ada 2 jenis penyakit kusta. Pertama Kusta Kering (Pausi Basiler) biasanya kulit kering bersisik yang dianggap sebagai eksim atau panu, yang kedua Kusta Basah (Multi Basiler) biasanya kulit basah mengkilap, penularan-nya bisa melalui sentuhan antar kulit.
Bagaimana penularan penyakit Kusta ?
Penularan penyakit kusta bisa terjadi karena tidak diobati yang dapat mempengaruhi syaraf di tubuh. Bagi seluruh anggota keluarga pasien kusta, sebaiknya harus diperiksa agar tidak tertular, karena kusta ini dapat ditularkan melalui pernapasan (droplet) seperti ludah atau dahak yang keluar saat batuk/bersin dan kontak tubuh.
Gejala Awal penyakit Kusta ?
Gejala awal penyakit kusta berupa bercak putih seperti panu atau kemerahan pada kulit, mati rasa, tidak gatal dan tidak sakit. Cacat kusta terjadi karena kuman kusta yang menyerang saraf pada pasien yang terlambat diobati sehingga kecacatan terjadi pada :
-> Mata tidak bisa menutup bahkan sampai buta
-> Telapak tangan mati rasa, jari-jari keriting, memendek, putus-putus dan lunglai
-> Begitu juga dengan telapak kaki mati rasa, jari-jari keriting, memendek, putus-putus dan semper
Bagaimana Pengobatan Penyakit Kusta |
Bagaimana pengobatan penyakit kusta ?
Bagi penderita kusta bisa ambil obat di puskesmas secara Gratis. Dengan aturan minum obat secara rutin selama 6 bulan atau 12 bulan tergantung jenis kusta-nya. Tujuan dari pengobatan ini bisa memutuskan mata rantai penularan, menyembuhkan penderita dan mencegah kecacatan. Nah … untuk itu keberhasilan pengobatan tergantung pada penemuan dan pengobatan secara dini dengan cara berobat secara teratur. Dukungan keluarga dan masyarakat sekitar sangat dibutuhkan, begitu juga diperlukan keterampilan petugas dalam upaya pencegahan kecacatan.
dr. Udeng Damam |
Sebagai
penutup dari talkshow ini dr. Udeng Damam
selaku technical Advisor Program Pengendalian Kusta NLR Indonesia mengatakan
bahwa penyakit kusta tidak menular karena 95% dari penduduk mempunyai kekebalan
alamiah terhadap kusta, 3 % dari penduduk bisa tertular, namun masih bisa
disembuhkan. Jadi hanya 2 % yang bisa
tertular dan memerlukan pengobatan. Intinya dari 100 orang yang terpapar
kusta, 95 orang kebal, 3 orang tertular kusta namun dapat disembuhkan dan 2
orang sakit yang memerlukan pengobatan rutin. Yuk … jaga kesehatan dan
kekebalan imun agar tubuh tidak drop, yang terpenting jaga protokol kesehatan,
pandemi ini mengajarkan untuk kita hidup lebih baik lagi.
Salam
Blogger
Sumiyati
Sapriasih
Wa
No. 085779065707
Email
: sumiyatisapriasih@gmail.com