Saturday 27 November 2021

Peran Media dalam Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan

 

Peran Media dalam Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan
Peran Media dlm Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan

Selama hampir 2 tahun Pandemi Covid-19 melanda Indonesia, dimana kita semua telah membawa beragam tantangan bagi kehidupan perempuan dalam posisi yang semakin rentan dan memperburuk ketimpangan gender. Saat ini kekerasan berbasis gender terhadap perempuan meningkat dengan merebak sejalan-nya krisis ekonomi dan sosial. Karena itu pemerintah memberikan 5 arahan untuk masalah ini yaitu :

1. Peningkatan Pemberdayaan Perempuan dalam kewirausahaan yang Berperspektif Gender

2. Peningkatan Peran Ibu dan Keluarga dalam Pendidikan / Pengasuhan Anak

3. Penurunan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

4. Penurunan Pekerja Anak

5. Pencegahan Perkawinan Anak 


Di hari jum’at yang lalu, tepatnya tgl 25 Nopember 2021 kami mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Yayasan Care peduli Indonesia dalam rangkaian Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional, menghadirkan keynote speaker Menteri KPPA Bintang Puspayoga dengan narasumber :

1. Veryanto Sitohang selaku Komisaris Komnas Perempuan

2. Lola Amaria selaku produser film dan publik figur

3. Devi Asmarani selaku Co-Founder dan editor chef Magdalene.co


Dengan mengangkat tema Ubah Narasi “Peran Media dalam Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan. Disini Media berperan sangat penting di wilayah promotif dan preventif, karena itu Yayasan Care Peduli mendorong media untuk : tidak melakukan seksualisasi, stereotyping dan menjadikan perempuan sebagai objek seksual, namun tetap mengedepankan etika jurnalisme dalam memberitakan kasus kekerasan terhadap perempuan.


Veryanto Sitohang
Veryanto Sitohang

Veryanto Sitohang Selaku Komisaris Komnas Perempuan

Dalam hal ini sering sekali media minim perspektif pembuatan berita seperti mengungkapkan secara detil identitas nama dan alamat korban, sehingga membuat korban merasa terganggu dan trauma. Kemudian sering menggunakan diksi vulgar untuk menarik pembaca dan masih banyak lagi media sering menyebar berita hoax sehingga menjauhkan korban atas pemenuhan hak, keadilan, perlindungan serta pemulihan fisik dan mental korban.

Yayasan Care Peduli Indonesia sangat berharap media bisa menjalankan kode etik pemberitaan yang ramah perempuan, serta mulai mengembangkan kebijakan media untuk mendorong pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan. Sejak berdirinya Yayasan Care Indonesia tahun 1967, kampanye global mengenai kekerasan terhadap perempuan marak didengungkan. Karena itu kesadaran publik untuk segera mencegah kekerasan terhadap perempuan.

Dengan demikian peran media sebagai sumber berita yang valid dapat memberikan dampak positif serta menjadi penyambung suara korban sehingga dapat mengurangi trauma sekaligus dapat memberi pendidikan publik dan berkontribusi terhadap perubahan kebijakan pemerintah


Peran Media Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan
Peran Media dalam Penghapusan segala bentuk Kekerasan

Devi Asmarani selaku Co-Founder dan editor chef Magdalene.co

Terkadang para jurnalis sering kali menyimpulkan isi wawancara terlalu detil tanpa ditelaah kembali, seperti kisah korban yang diperkosa :

Jurnalis : pak kejadiannya seperti apa sehingga menyebabkan korban meninggal dunia

Pak Polisi : saat ditemukan korban mengenakan celana dalam

Jurnalis : apa motif celana dalamnya pak

Pak Polisi : Motif celanannya kembang-kembang

Lalu dengan mudahkan berita ini ditulius oleh jurnalis ungkap Devi Asmarani, dimana seharusnya jurnalis bisa peka dalam menggali informasi sehingga jurnalis bisa menyajikan berita yang akurat namun memanusiakan. Disinilah perlunya jurnalis untuk meng-upgrade dirinya.


Lola Amaria selaku produser film dan publik figure

Lola Amaria memberikan statement di webinar ini bahwa ketika itu dia mendampingi korban eksploitasi seksual di sekolah yang terjadi delapan tahun yang lalu, bahwa saya orang yang berkecimpung di dunia hiburan, dia tidak pernah memakai aspek cantik, saya memilih talent yang konotasinya adalah putih, karena saya lebih suka aspek psikologi dan karakter calon pemeran. Untuk sektor di belakang layar saya tidak memandang gender seperti posisi cameramen tidak harus laki-laki

Kesimpulan yang diambil bahwa Lola Amaria dan Devi Asmarani optimis behawa perubahan mindset di tengah masyarakat semakin tinggi bila setiap elemen masyarakat dapat berkontribusi sesuai bidangnya masing-masing ubntuk menyuarakan tentang ketidaksetaraan gender.


Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2021
Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2021

Tahun 2020 Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2021 mencapai 299.911 terdiri dari pelaporan bersumber dari Pengadilan negeri atau pengadilan agama sebanyak 291,667 kasus dan 8.234 kasus dari Lembaga Layanan mitra Komnas Perempuan. Karena itu perlu diubah mindset, empati dan dukungan terhadap penyutas. Kita berharap bahwa suatu hari kelak narasi tentang perempuan tidak lagi menjadi korban tapi setara dan berdaya bebas dari ketakutan. Mari kita bersama-sama ciptakan lingkungan yang aman bagi para perempuan Indonesia untuk tumbuh, berkembang dan berdaya, agar kelak tercipta Sumber Daya Manusia unggul di masa depan, demi Indonesia maju. 


Salam blogger

Sumiyati Sapriasih

Wa : 085779065707

Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com

 

24 comments :

  1. Wajib sekali bagi perempuan untuk dapat menjaga dirinya sendiri dan lebih tegas dalam menghadapi kekerasan terhadap perempuan

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang terpenting adalah mencegah diri dari kekerasan dalam lingkungan rumah, kemudian terapkan komunikasi terhadap keluarga

      Delete
  2. Rupanya sampai sekarang masih ada saja jurnalis yang menulis secara tidak perspektif gender untuk kasus pelecehan seksual ya. Saya mengikuti pelatihan ttg ini bebreapa kali sejak 2013 di kota saya. Suah 8 tahun berlalu dan ternyata masih harus terus disuarakan. Semoga saja ke depannya kesadaran para jurnalis membaik sepenuhnya, apalagi dengan edukasi seperti dalam tulisan ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebagai jurnalis harus pintar dalam mengolah kata-kata, jangan asal membeberkan apa yang didengar harus lebih baik lagi tata bahasanya

      Delete
  3. Penting untuk lebih mensosialisasikan dan mengedukasi pada masyarakat melalui media tentang upaya pencegahan kekerasan seksual pada perempuan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namun harus menelaan berita dengan baik, disaring dengan kata kata yang bijak agar tidak ada yang dirugikan

      Delete
  4. yuk ... kita edukasikan dan sosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana cara mencegah kekerasan yaitu dengan melaporkan kejadian kepada pihak yang berwajib

    ReplyDelete
  5. yuk ... kita edukasikan dan sosialisasikan kepada masyarakat tentang bagaimana cara mencegah kekerasan yaitu dengan melaporkan kejadian kepada pihak yang berwajib

    ReplyDelete
  6. Ah iya, butuh peran dari semua pihak dalam mengatasi masalah kekerasan terhadap perempuan ini ya bu, termasuk dari media massa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namun untuk media masa dalam hal penulisan berita harus ditelaah dan disaring kata kata yang bijak agar tida ada pihak yang dirugikan

      Delete
  7. Walau mengubah mindset terutama sudut pandang media secara keseluruhan mungkin saja nggak bisa sepenuhnya dalam waktu lekas, tetapi kalau sudah ada kegiatan dan pembahasan seperti ini, maknanya perjuangan panjang sudah dimulai. Semoga sosialisasi dan edukasinya makin kencang dan mengena di masyarakat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita sebgai media dan blooger harus membuat berita yang tidak merugikan semua pihak, buat berita yang sebenarnya dengan membuat kata kata yang bijak

      Delete
  8. semoga dengan adanya webinar seperti ini yang melibatkan banyak pihak juga undangan yang hadir banyak mengedukasi masyarakat tentang pentingnya peran media dalam pencegahann kekerasan terhadap perempuan ya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita sebagai blogger bisa melakukan edukasi untuk membantu kaum perempuan terhadap kekerasan

      Delete
  9. Baru-baru ini ada lagi korban pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan yang sedang viral. Sedih dan miris sekali rasanya, dimana memang bena hukum masih belum berjalan sebagaimana mestinya di masyarakat.

    Semoga peran media bisa peran menjadi sumber berita yang valid dan menjadi bargaining position yang kuat bagi perempuan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuk ... bantu para perempuan untuk bisa melakukan keberanian mengadukan kekerasan kepada pihak yang berwajib bila terjadi kekerasan dalam rumah tangga

      Delete
  10. Betul, harus mengubah mindset. Apalagi buat media-media yang kalau share berita kekerasaan seksual sering mendetail. Dampaknya bisa buruk ke keluarga si korban juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. dalam hal ini etika menulis yang perlu dijaga, buatlah kata-kata yang manis dalam pemberitaan

      Delete
  11. Saat ini memang tidak bisa dipungkiri ya mba kalau media tuh punya andil yang cukup besar dalam membentuk pola pikir atau opini masyarakat. Memang sepatutnya apa apa yang ditulis di media perlu lebih diterapkan etika dalam penulisan, agar pola pikir atau opini yang terbentuk tidak merugikan pihak manapun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyes bener kakak etika penulisan berita harus dijaga dengan baik, jangan asal bicara dengan tulisan yang dapat merugikan si korban

      Delete
  12. Panduan kode etikjurnalistik dan P3SPS 2021 ada penerapan agar media memberitakan dengan tidak membuat perempuan menjadi korban lagi karna pemberitaan. Harus disosialisasikan terus

    ReplyDelete
    Replies
    1. pastinya sebagai jurnalis kakak Rach Alida Bahaweres lebih paham dalam mengolah kata kata.

      Delete
  13. kalau baca berita akhir-akhir ini tentang kekerasan seksual yang terjadi sama perempuan benar-benar bikin miris. huhu. korban banyak yang melapor bukannya dibela malah dibully. sedih banget jadinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena itu kita sebagai blogger harus mengedukasi tentang kode etik dalam penulisan yang baik dan benar, mana yang boleh diungkapkan dan mana yang tidak boleh di tulis

      Delete