Thursday 16 September 2021

Indonesia Bebas Kusta, Sebarkan faktanya, Lawan Stigma dan Hoaxnya

Awal masuk Sekolah Menengah Atas
Awal masuk Sekolah Menengah Atas

Dulu, ketika saya awal masuk Sekolah Menengah Atas, setiap habis pulang sekolah kami bersama teman-teman main ke Radio Republik Indonesia yang terletak di Jl. Medan Merdeka Barat - Jakarta, karena ingin eksis di radio. Saat itu menteri penerangan dipegang oleh bapak Harmoko, dimana bapak Harmoko mantan wartawan, jadi sama seperti kita sebagai seorang penulis. Ketika itu, tidak terbersit di kepala bahwa ingin menjadi seorang penulis, namun setelah ditekuni hobi menulis itu dapat menginspirasikan kebaikan kepada masyarakat lewat tulisan.

Senin, 13 September 2021 jam 09.00-10.00 wib kami mengikuti live streaming youtube Berita KBR tentang “Gaung Kusta di Udara” yang dipandu oleh host Rizal Wijaya dengan narasumber :

1. dr. Febrina Sugianto selaku Junior Technical Advidsor NLR Indonesia. Yayasan NLR Indonesia ini bermitra dengan sejumlah organisasi yang menangani penyandang disabilitas, organisasi sipil, institusi pendidikan, dan pemerintah lokal, kementerian serta lembaga pemerintah.

2. Malika selaku Manager Program & Podcast KBR (Kantor Berita Radio). Dengan dukungan dan kontributor terbaik dari berbagai kota yang ada di tanah air dan Asia. Maka produk KBR yang telah digunakan lebih dari 500 radio di Nusantara dan 200 radio di Asia dan Australia. 

Gaung Kusta di Udara
Gaung Kusta di Udara


Pemaparan dr. Febrina Sugianto

Saat in kusta di Indonesia telah mengalami penurunan dengan adanya sosialisasi dari pihak kami dan bantuan dari para blogger yang telah memberikan apresiasi lewat tulisan mereka serta lomba yang diadakan NLR melalui sosial media instagram dan podcast. Tahun 2019 angka mencapai 17.439 jiwa menurun menjadi 16.700 jiwa tahun 2021. 

Menyikapi penurunan kusta ini dr. Febrina Sugianto mengatakan bahwa : angka penurunan ini bisa menjadi kabar baik, namun bisa juga menjadi kabar buruk. Mengapa demikian ? Kabar baik-nya jika memang benar-benar terjadi penurunan itu artinya effort yang dilakukan untuk menekan angka kejadian kejadian tercapai. Akan tetapi bisa menjadi kabar buruk jika penurunan angka tersebut diakibatkan karena penurunan tracing yang disebabkan karena kondisi pandemi covid-19 ini, sehingga mobilitas dibatasi. 

Di Indonesia sebanyak 26 provinsi yang sudah mengalami eliminasi kusta, sedangkan 8 provinsi yang belum yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Selain itu juga masih terdapat 113 kabupaten/kota yang tersebar di 22 propinsi di Indonesia dengan proporsi kasus anak yang masih relatife tinggi. Faktor penyebabnya adalah karena di Indonesia terdiri dari 117 ribu kepulauan dengan kondisi sosiogeografis yang berbeda-beda dan disebabkan aksebilitasi yang kurang serta stigma yang masih ada di masyarakat, sehingga orang-orang yang terdiagnosis kusta tidak mau menjalani pengobatan karena dikucilkan. 

dr. Febrina Sugianto
dr. Febrina Sugianto

Selain stigma yang harus dihadapi oleh penderita kusta, masih banyak hoaks yang beredar dilapangan antara lain :

1. Kusta adalah kutukan akibat dosa yang dilakukan di masa lalu, mereka meyakini sehingga mereka tidak mau mencari solusi dan cenderung timbul rasa malu akibatnya penyakit kusta-nya tidak terdekteksi.

2. Kusta menular melalui sentuhan, sehingga penderita kusta dan OYPMK dikucilkan dari masyarakat setempat.

3. Kusta karena higienitas buruk atau kurang menjaga kebersihan

4. Kusta tidak dapat disembuhkan, dari stigma ini mereka putus asa dan tidak mau berusaha untuk berobat

Kusta merupakan penyakit gangguan syaraf, pernafasan dan kulit akibat kuman Mycobacterium Leprae yang menunjukkan lesi berwarna merah muda atau lebih terang dari warna kulit. Ada dua jenis kusta antara lain :

1. Paucibacillary (PB) dengan ciri lesi kulit yang sedikit antara 1 – 5 bercak berwarna kemerahan atau lebih muda dari warna kulit di sekujur tubuh, biasanya bersifat asimetris (terjadi hanya pada bagian kanan atau kiri bagian tubuh saja), dimana lesi tersebut mengakibatkan mati rasa atau tumpul ketika mendapat perlakuan tertentu seperti ketika disentuhkan benda panas, dingin dan tajam serta mengganggu fungsi 1 syaraf saja. Untuk obat kusta Paucibacillary akan mendapat obat antibiotik kemasan blister yang harus diminum antara 6-8 bulan.

2. Multibacillary (MB) dengan lesi kulit > 5 yang bersifat simetris, ada dibagian tubuh bagian kanan maupun kiri seperti di punggung tangan, kaki maupun wajah dan mempengaruhi lebih dari 1 syaraf, Berbeda dengan kusta Paucibacillary. Penderita kusta berjenis Multibacillary ini akan menunjukkan hasil positif terinfeksi bakteri kusta ketika kulitnya diambil sampel. Untuk obat kusta Multibacillary akan mendapat obat sekitar 18 blister yang dikonsumsi kurang lebih 12-18 bulan yang harus diminum secara rutin. 

Bagi seseorang yang terkonfirmasi kusta, segera berkonsultasi dengan tenaga medis yang ada di puskesmas agar segera mendapatkan pengobatan dan perawatan, karena obatnya gratis di puskesmas.   

2 narasumber & host Rizal Wijaya
2 narasumber & host Rizal Wijaya

Kita telah ketahui bahwa NLR adalah sebuah yayasan yang dibentuk pada tahun 2018, untuk melanjutkan pemberantasan kusta, NLR Indonesia mempunyai 3 program yaitu :

1. Zero transmission (menghentikan transmisi) 

2.Zero disability (mencegah terjadinya kecacatan)

3. Zero Exclusion (menurunkan stigma). 

Ketiga program ini untuk meningkatkan pemahanan masyarakat. 

Program yang paling diunggulkan NLR adalah program melalui SUKA (Suara untuk Indonesia Bebas Kusta) dengan target yang dituju adalah Generasi X dan Baby Boomer. Kelompok ini diharapkan memahami isu kusta dan ikut menyosialisasikan kegiatan pengurangan stigma dan diskriminasi melalui platform media. Selain itu NLR juga memberikan peluang kepada mahasiswa dan sektor swata untuk ikut andil dalam program SUKA ini. NLR Indonesia ingin mendorong kebijakan insklusif bagi para penyandang disabilitas akibat kusta agar dapat mengakses pekerjaan. 

Malika Manager Program & Podcast KBR
Malika Manager Program & Podcast KBR

Pemaparan Ibu Malika  Manager Program & Podcast KBR 

Dalam situasi pandemi covid-19, media mengambil peran yang sangat penting untuk membantu akan terwujudnya pemenuhan hak seseorang yaitu melegitimasi dengan memicu tindakan diskriminasi terhadap mereka karena itu KBR berkolaborasi dengan NLR Indonesia dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat terkait penyakit kusta. Kantor Berita Radio berfungsi untuk membentuk opini masyarakat melalui representasi media, isu dari kelompok marjinal yang bisa dipelajari secara sosial, karena media bisa mempengaruhi proses pembuatan kebijakan public. Nah … lewat kolaborasi ini NLR Indonesia dan KBR dapat menyuarakan bahwa kusta bisa disembuhkan dan jangan sampai terlambat diobati, hilangkan stigma. Bila stigma ini dibiarkan dampaknya akan fatal, ungkap Ibu Malika.    

Malika selaku Manager program & podcast KBR telah memberikan informasi dan edukasi tentang kusta di chanel kbrprime.id melalui program SUKA (suara Indonesia bebas kusta) sehingga dapat diakses siapa saja dan kapan saja. Sebagai penutup Ibu Malika mengatakan bahwa dalam menyusun berita dan informasi KBR senantiasa berpegng pada kode etik jurnalistrik, dan selalu berdiskusi dengan NLR Indonesia agar informasi kusta ini apat diterima oleh masyarakat maupun bagi penderina kusta dan OYPMK

Bagi kalian yang ingin mengikuti lomba SUKA dengan tema "Indonesia Bebas Kusta, Sebarkan faktanya, Lawan Stigma & Hoaxnya. Bisa dilihat di Flyer dibawah ini

Poster Lomba SUKA
Poster Lomba SUKA


Salam Blogger

Sumiyati Sapriasih

Wa No. 085779065707

Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com

 

35 comments :

  1. Wah, saya masih ingat masa Menteri Penerangan Bapak Harmoko, kalau bicara habis ada rapat kabinet khas banget, ada di TVRI waktu itu...nostalgia
    Senangnya aKBR berkolaborasi dengan NLR Indonesia dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat terkait penyakit kusta, semoga bisa menghilangkan stigma dan diskriminasi ke penderitanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga saja dengan adanya literasi dan edukasi terhadap penyakit kusta ini dapat menghilangkan stigma di masyarakat

      Delete
  2. Bagus banget ya kak materinya jadi sekarang kita bisa saling mendukung dan mengedukasi masyarakat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dengan adalan tulisan dari para blogger ini, semoga masyarakat lebih memahami bahwa penyakit kusta itu dapat disembuhkan asalnya ritun berobat ke puskesmas sampai tuntas

      Delete
  3. saya menyukai literasi kegiatan KBR mengenai kusta, ilmunya cukup bermanfaat

    ReplyDelete
    Replies
    1. KBR memang memberikan peluang bagi Yayasan NLR untuk edukasi penyakit kusta ini

      Delete
  4. penyakit-penyakit kaya kusta itu yang lebih mematikan tuh stigmanya yang bikin kena mental, semoga sosialisasi kaya gini bisa diperbanyak lagi yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena itu KBR memberikan peluang bagi NLR untuk edukasi kusta, karena sesungguhnya penyakit kusta dapat disembuhkan

      Delete
  5. saya penasaran banget dengan singkatan NLR

    tadi cari ke websitenya, gak nemu :D

    apapun, mulia sekali yayasan ini ya? Karena saya baru tau lho kusta masih banyak terjadi di Indonesia

    untuk penanggulangannya, harus kita hadapi bersama dengan tindakan preventif

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penyekit kusta itu sebenarnya dapat disembukan, asalkan rutin berobat dan obatnya gratis di puskesmas

      Delete
  6. Penyakit Kusta memang sering jadi momok menakutkan ya, bukan hanya penyakitnya, tapi stigma masyarakat terhadap penderitanya.
    Semoga dengan mengetahui berita hoax tentang Kusta akan membuat masyarakat lebih bijak menghadapinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena itu kita sebagai blogger harus bisa mengedukasi kepada masyarakat agar tidak mudah untuk baca berita hoax, teliti dulu kebenarannya. karena sesungguhnya kusta dapat disembuhkan asalkan mau berobat rutin ke puskesmas

      Delete
  7. Masa-masa dengan bapak Menteri Penerangan Harmoko itu sesuatu banget ya mba.
    Semoga dengan adanya kegiatan webinar seperti ini, masyarakat akan semakin tahu tentang informasi penyakit kusta, sehingga stigma negatif di masyarakat tidak berlanjut, hingga kusta dapat tertangani dengan baik. Indonesia bebas kusta pun dapat dicapai.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena itu kita sebagai blogger mesti memberikan edukasi kepada masyarakat agar indonesia bebas kusta

      Delete
  8. Selalu suka sama tema-tema yang diangkat oleh Kantor Berita Radio atau KBR. Entah itu masalah lingkungan, maupun sosial seperti ini. Kita jadi punya banyak insight dari setiap pembahasannya. Semoga semakin banyak yang teredukasi soal penyakit kusta ini yaa, jadi lebih bijak deh setiap kali menanggapi info yang bertebaran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena itu pentingnya edukasi penyakit kusta agar, stigma di masyarakat tidak ada lagi, karena penyakit kusta itu bisa disembuhkan, obatnya ada di puskesmas

      Delete
  9. Sistem pendataan kita sepertinya memang belum mumpuni ya Mbak. Masih banyak sumber pengumpulan angka yang masih manual. Jadi prosentase human errornya masih tinggi.

    Tapi mudah2an dengan semakin tingginya skill dan cepatnya pertumbuhan teknologi, generasi-generasi berikutnya akan mampu memecahkan masalah ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salah satunya kita sebagai blogger harus bisa mengedukasi masalah kusta ini ke masyarakat agar stigma berkurang, karena sesungguh-nya penyakit kusta itu bisa disembuhkan. obatnya ada di puskesmas

      Delete
  10. Pak harmoko, menteri penerangan favorit tuh, bertahan sampai beberapa masa kabinet.

    Semoga dengan acara-acara seperti ini, makin banyak masyararakat yang makin paham tentang penyakit kusta ya mbak, bahwa kusta itu bukan kutukan dan bisa disembuhkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyes bener kakak Nanik, oleh karena itu pentinganya edukasi masyarakat agar stigma hilang, karena sesungguhnya penyakit kusta dapat disembuhkan. obatnya ada di puskesmas

      Delete
  11. Alhamdulillah, di Indonesia sudah 26 provinsi yang eliminasi kusta ya mba, sisa 8 provinsi lagi. Kebanyakan di Indonesia Timur. Kira-kira kenapa ya mba? Apakah sosialisasi di sana kurang? Semoga kegiatan-kegiatan seperti yang dilakukan KBR ini bisa efektif mengedukasi masyarakat akan kesadaran akan kusta.

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena kurangnya sosialisasi, karena itu kita sebagai blogger perlu memberikan edukasi lewat tulisan bahwa penyakit kusta dapat disembuhkan, obatnya ada di puskesmas dapat diambil secara gratis

      Delete
  12. Kasihan juga ya Bu penyandang kusta apabila selalu di diskriminasi. Untung skrng banyak informasi yang edukatif sehingga mereka bisa bangkit lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena itu kita sebagai blogger harus memberi semangat dengan cara mengedukasi lewat tulisan kepada masyarakat, bahwa penyakit kusta dapat disembuhkan, obatnya ada di puskesmas

      Delete
  13. Stigma tentang kusta memang sulit ya buat dihapuskan.
    Namun, dengan kerjasama melalui edukasi dan sosialisasi seperti ini secara masif sih bisa menangkis stigma negatif itu. Semangat..

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuk kita sebagai blogger terus mengedukasi lewat tulisan agar masyarakat lebih paham lagi, bahwa penyakit kusta dapat disembuhkan, obatnya ada puskesmas secara gratis

      Delete
  14. Wah makasih banyak diingatkan lagi, memang bahaya penyakit ini sempat terlupakan, padahal ini serius dan butuh penanganan khusus ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuk sama sama kita edukasikan lewat tulisan agar masyarakat lebih paham lagi bahwa penyakit kusta itu dapat disembuhkan, obatnya ada di puskesmas secara gratis

      Delete
  15. Indonesia masih belum bebas kusta ya bu
    makanya oerlu uoaya banyak pihak untuk mengatasinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita juga bisa membantu dengan cara mengedukasi lewat tulisan, agar masyarkat lebih paham bahwa penyakit kusta dapat disembuhkan, obatnya ada di puskesmas

      Delete
  16. Ketiga program dari NLR sangat membantu penderita kusta untuk bisa sembuh lebih cepat.
    Alhamdulillah pemerintah juga peduli,dengan adanya obat gratis untuk para pasien kusta.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hanya satu tugas kita sebagai blogger yaitu mengedukasi lewat tulisan agar masyarakat lebih paham lagi. bahwa penyakit kusta itu dapat disembuhkan, obatnya ada di puskesmas secara gratis

      Delete
  17. Inget pak harmoko malah inget koran Pos Kota aku .. tiap nerima koran (alm Bapak langganan Kompas, Pos kota, Suara Pembaruan, Intisari, Femina dan Tempo) yang dibaca pertama cari TTS atau komik

    Well yeah,
    perlu gebrakan lebih emang untuk mengikis stigma kusta, karena jujur aja,
    ga semua siap untuk nerima orang diffabel

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena itu tugas kita sebagai blogger dapat mengedukasi agar masyarakat lebih paham lagi, bahwa penyakit kusta dapat disembuhkan, obatnya di puskesmas secara gratis

      Delete
  18. Saya yakin, peran bersama seluruh masyarakat untuk saling mengingatkan dan peduli soal kusta akan mempercepat penuntasan masalah kusta di Indonesia. Tugas kita sekarang menghilangkan stigma soal kusta sehingga kusta bisa ditangani dengan baik

    ReplyDelete