Covid-19 sudah turun, yuk ... segera vaksinasi |
Hampir dua tahun Indonesia mengalami pandemic covid-19, dimana
kita semua banyak belajar dari pengalaman. Biasanya kita hanya cuci tangan sekedar
basah kena air saja, namun selama covid-19 masih ada banyak pihak yang terkait
memberikan contoh cuci tangan yang baik, salah satunya adalah Palang Merah
Indonesia, cuci tangan yang harus dilakukan sekitar 20 detik seperti :
<-> Basahi tangan di air mengalir, jangan lupa pakai sabun. Kemudian gosokkan kedua belah telapan tangan
<-> Telapak tangan di atas punggunh tangan kiri dengan jari saling terkait dan sebaliknya
<-> Gosok telapak tangan dengan jari terkait
<-> Kedua telapak tangan saling berhadapan, kemudian jari saling mengunci
<-> Gosok jempol kiri memutar sambil di genggam telapak tangan dan sebaliknya
<-> Jari tangan mengusap pada telapak tangan kiri, gosok memutar ke belakang dan ke depan, lalu sebaliknya.
Di bulan Oktober 2021 ini, ada penurunan kasus Covid-19 yang
telah terjadi selama 11 minggu berturut-turut dimana pada minggu pertama
terjadi penurunan angka sebanyak 34,6 % dibandingkan minggu sebelum-nya.
Sesuatu kabar baik yang menggembirakan, untuk pertama kalinya kasus positif
harian Indonesia berada dibawah 1.000 kasus, yaitu 922 kasus per tanggal 4 Oktober
2021, terendah sepanjang tahun ini.
Live Streaming Berita KBR |
Apa penyebab angka kasus Covid-19 ?
Nah … pada kesempatan pagi ini kami akan kupas tuntas di Ruang
Publik KBR bersama narasumber :
1. dr. Dicky Budiman selaku Ahli Epidemiologi dan Griffith Universitas Australia
2. dr. Koesmedi Priharto selaku Kasubbid Tracing Satgas Covid-19.
Kalau kita telaah dan kita teliti, penurun angka kasus Covid-18
di Indonesia bisa jadi disebabkan oleh dua faktor seperti masyarakat yang telah
menjalani vaksinasi dan mematuhi adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat). Faktor kedua disebabkan karena banyaknya kasus yang tidak
bergejala lupa di tracing, dimana hampir 80 juta orang memicu kekebalan tubuh
menjadi lebih kuat. Karena itu upata tracing di Indoneia sangatlah penting
untuk diperkuat agar mendapatkan data yang sesungguhnya.
Tentunya kita masih ingat, bagaimana situasi dan kondisi 3 bulan ke belakang saat kasus Covid-19 berada di level puncak. Rumah sakit full dimana-mana sehingga masyarakat sangat sulit untuk mendapatkan perawatan covid-19 ini. Disini saya juga akan bercerita mengenai tetangga saya yang terinfeksi Covid-19, awalnya dia datang ke acara seminar. Pulang dari seminar badan meriang langsung dibawa ke Rumah Sakit Siloam rawa lumbu Bekasi. Namun takdir berkehendak lain, dia telah dipanggil oleh sang maha kuasa. Semua ini menjadi sebuah pelajaran mahal yang tidak boleh terulang lagi, jangan sampe penurunan kasus ini membuat kita lalai dan kita harus tetap waspada agar angka covid-19 tidak naik lagi.
dr. Koesmedi Priharto
Mengawali diskusi ini, dr. Koesmedi Priharto selaku Kasubbid
Tracing Satgas Covid-19 mengatakan bahwa Positivity rate di Indonesia sudah
sangat rendah, sekitar 0,7 %, namun pada prinsipnya jangan kita lalai dengan protokol
kesehatan tetap jaga 5 M, karena faktanya masih ada stigma terhadap covid-19,
banyak yang tidak mau di vaksin dengan berbagai macam alasan dan tidak mau
diperiksa kesehatan-nya.
Menurut dr. Koesmadi dalam hal ini terutama di daerah-daerah
perlu penangan khusus dengan melibatkan petugas keamanan dan aparat pemerintah
setempat, dengan harapan agar masyarakat yang tidak mau diperiksa tidak banyak
sehingga angka positivity rate menunjukkan keadaan angka yang sebenarnya. Sebenarnya kunci dari penanganan virus
Covid-19 ini adalah 3T (testing, tracing dan treatment) agar penemuan
secepatnya terungkap, penelusuran kontak erat dan perawatan serta isolasi bagi
yang sakit agar tidak meluas.
Narasumber dr. Dicky Budiman |
dr. Dicky Budiman
Menurut dr, Dicky Budiman selaku Ahli Epidemiologi dari Griffith
University Australia mengatakan bahwa terkait penurunan kasis covid-19 di
Indonesia ada 3 faktor yang menyebabkan penurunan positivity rate yaitu :
<-> Penularan Covid-19 di Indonesia kebanyakan tanpa gejala
<-> Adanya program vaksinasi yang dilakukan secara massif
<->Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Protokol Kesehatan yang sangat ketat
Jadi kesimpulannya bahwa penurunan covid-19 belum bisa dikatakan
aman, dan tetap harus waspada, jaga protokol kesehatan 3M dan mempercepat serta
memperluas cakupan vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia.
Faktor-faktor penyebab seseorang terkena covid-19 setelah
divaksin :
1. Daya tahan tubuh akibat vaksin yang belum terbentuk
2. Vaksin yang digunakan masih dalam kondisi bagus atau tidak
3. Tata cara pemberian vaksin sudah benar atau belum
4. Kondisi seseorang saat divaksin sehat atau tidak.
Inilah penjelasan tentang vaksin : pemberian vaksin tahap 2
adalah pembangunan system imunitas anti covid, dan system ini juga perlu waktu
untuk tumbuh dan berkembang serta menjalin. Kira-kira waktunya 14-21 hari tubuh
kita baru jadi adanya imunitas covid aktif. Dalam masa sebelum 14 hari setelah
suntikan vaksin ke 2, kalaupun kita dekat-dekat dengan orang yang positif covid
tetap berbahaya, tetap bisa terjangkit, karena kekebalan anti covid belum siap.
Jadi bila dihitung-hitung dari vaksin 1 ke vaksin 2 hingga kekebalan terbangun harus
menunggu sekitar 2 bulan. Kebal covid baru terjadi antara 85% - 92 %, belum
100% kebal. Namun demikian, vaksinasi tetap menjadi sesuatu yang penting.
Karena vaksinasi terbukti mampu menurunkan kesakitan dan menurunkan kematian
ketika seseorang terkena covid. Meskipun sampai saat ini belum terbukti
mampu mencegah inveksi dan penularan covid.
Narasumber dr. Koesmedi Priharto |
Disisi lain dr. Koesmedi Priharto mengingatkan bahwa efektifitas vaksin dapat menurun seiring dengan berjalan-nya waktu. Untuk itulah perlu penyuntikan vaksin booster. Penyuntikan booster harus diimbangi dengan pola hidup sehat seperti berolah raga, konsumsi makanan dan minuman yang sehat. Bila semua hal yang telah disarankan oleh pemerintah dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat, maka niscaya hidup kita lebih aman.
Sebagai penutup dr. Koesmedi Priharto menegaskan bahwa setiap orang
harus berani memberikan teguran kepada pihak yang mengabaikan protokol kesehatan,
karena akibatnya bukan dapat membahayakan diri sendiri, melainkan dapat
mengakibatkan fatal bagi orang banyak. Karena sesungguhnya masing masing orang
dapat berkontribusi untuk mengatasi pandemic covid19 dengan cara melalukan
vaksinasi dan menjalankan 3 M. Semoga kita semua sadar akan hal ini. Yuk … yang
belum vaksin disegerakan. Karena pencegahan lebih baik dari pada pengobatan
Salam Blogger
Sumiyati Sapriasih
Wa No. 085779065708
Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com
mencegah lebih baik daripada mengobati
ReplyDeletekak Adi Pradana apakah sudah di vaksin, karena dengan vaksin merupakan salah satu pencegahan virus covid-19
DeleteSedikit lega namun tetap bersyukur jika Covid 19 angkanya turun drastis saat ini namun saya juga berharap masyarakat tetap disiplin prokes 5M ya kak
ReplyDeleteWalaunpun sudah ada penurunan angka covid-19 tetep jaga protokol kesehatan dan siap untuk di vaksin
DeleteSerba salah di tempatku, karena kasusnya turun & banyak yang udah vaksin jadi kendor pakai maskernya. Aku dan keluarga dilihatin aneh kalau ke pasar pakai masker 😩
ReplyDeleteKita harus bisa memberikan pengertian kepada tetangga kita, bahwa covid-19 belum berakhir. jadi harus tetep jaga protokol kesehatan
DeletePenting banget untuk saling mengingatkan agar pandemi ini benar-benar berakhir dan alhamdulillah pemerintah sudah mempunyai rencana untuk memberikan penyutikan vaksin booster awal tahun 2022 kepada seluruh warga Indonesia
ReplyDeletealhamdulillah kabar baik pemerintak akan memberikan vaksin booster, semoga semua berjalan dengan lancar
DeleteAlhamdulillah, aku udah vaksin 2x. Semoga pandemi segera berlalu. Udah jengah bgt sama keadaan ini.
ReplyDeletealhamdulillah sekarang keadaan sudah membaik, tapi tetep jaga protokol kesehatan ya ...
Delete